Drs. Daulat Freddy, Ak, MM.
Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efi-siensi dan faktor-faktor lain tertentu. Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan- kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluar-kan dari biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.
Atas dasar teoritis yang telah penulis jabarkan, maka penulis dapat merumuskan masalah pokok, yaitu:
1. Bagaimana biaya standar dibuat?
2. Mengapa sistem biaya standar dite-rapkan?
1. Bagaimana biaya standar dibuat?
2. Mengapa sistem biaya standar dite-rapkan?
Tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pem-buatan biaya standar
2. Untuk mengetahui mengapa system biaya standar diterapkan
1. Untuk mengetahui bagaimana pem-buatan biaya standar
2. Untuk mengetahui mengapa system biaya standar diterapkan
Mengingat luasnya pembahasan tulisan ini, maka penulis membatasi dalam ling-kup analisis biaya standar hanya pada biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Sedangkan metode penulisan ini meng-gunakan:
a. Jenis dan sumber data
Dalam penulisan ini, penulis meng-gunakan data skunder.
b. Teknik pengumpulan data
Penulis melakukannya melalui studi kepustakaan (library research)
c. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data.
a. Jenis dan sumber data
Dalam penulisan ini, penulis meng-gunakan data skunder.
b. Teknik pengumpulan data
Penulis melakukannya melalui studi kepustakaan (library research)
c. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data.
Penulis menggunakan pendekatan ana-lisa kuantitatif dan pendekatan kua-litatif.
Pengalaman historis, studi teknis dan input dari personil operasional adalah tiga sumber potensial untuk standar kuan-titatif. Meski pengalaman historis dapat memberikan petunjuk awal dalam me-nyiapkan standar, hal ini seharusnya digunakan dengan hati-hati. Seringkali, proses berjalan secara tidak efisien; maka menggunakan hubungan input-output masa lalu akan meneruskan ketidak-efisienan ini.
Dua alasan untuk penerapan sis-tem biaya standar seringkali disebutkan: untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk.
Sistem perhitungan biaya standar mem-perbaiki perencanaan dan pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi sistem anggaran fleksibel, yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan pengendalian yang baik.
Penetapan biaya standar didasar-kan pada standar fisis, dimana dua dian-taranya kerap kali dibahas: standar dasar dan standar yang berlaku. Standar dasar (basic standard) adalah tolok ukur yang digunakan sebagai patokan pembanding untuk prestasi kerja yang diharapkan dan yang sesungguhnya. Jadi mirip dengan indeks yang digunakan untuk mengukur semua hasil yang diperoleh. standar yang berlaku (current standard) terdiri dari tiga jenis:
a. Standar aktual yang diharapkan adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi. standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual.
b. Standar normal adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang bisa dicapai.
c. Standar teoritis adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang ideal atau mak-simum. Standar semacam ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus dica[ai pada saat ini.
Dua alasan untuk penerapan sis-tem biaya standar seringkali disebutkan: untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk.
Sistem perhitungan biaya standar mem-perbaiki perencanaan dan pengendalian serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi sistem anggaran fleksibel, yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan pengendalian yang baik.
Penetapan biaya standar didasar-kan pada standar fisis, dimana dua dian-taranya kerap kali dibahas: standar dasar dan standar yang berlaku. Standar dasar (basic standard) adalah tolok ukur yang digunakan sebagai patokan pembanding untuk prestasi kerja yang diharapkan dan yang sesungguhnya. Jadi mirip dengan indeks yang digunakan untuk mengukur semua hasil yang diperoleh. standar yang berlaku (current standard) terdiri dari tiga jenis:
a. Standar aktual yang diharapkan adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi. standar ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas hasil aktual.
b. Standar normal adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang bisa dicapai.
c. Standar teoritis adalah standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang ideal atau mak-simum. Standar semacam ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus dica[ai pada saat ini.
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang paling penting dalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah diterapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melak-sanakan pekerjaan dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan ter-sebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen, berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.
Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science. Hal ini membutuhkan kombinasi keahlian dari semua personal yang mem-punyai tanggung jawab terhadap harga-harga input dan penggunaan input secara efektif. Dalam lingkungan manufaktur hal ini meliputi akuntan, manajer pembelian, insinyur , supervisi produksi, manajer lini dan pekerja-pekerja. Catatan masa lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan standar. Bagaimanapun, standar harus didesain untuk mendorong operasi masa datang yang efisien, bukan pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Penentuan biaya standar yang dibagi kedalam tiga bagian: biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai.
Dalam kartu bahan baku meliputi kelonggaran standar untuk pemborosan atau kerugian yang normal terjadi, tetapi dapat juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih (variance) dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia dan berhu-bungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga dimasa depan.
Untuk menentukan standar yang telah ditetapkan pada setiap komponen biaya, standar per unit harus dikalikan dengan kuantitas unit ekuivalen yang diproduksi. Dalam hal ini, harus diper-hatikan tahap penyelesaian persediaan barang dalam proses. Karena pengendalian ditekankan tahap penyelesaian.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen, berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.
Menentukan standar kuantitas dan harga lebih berupa seni dari pada sebuah science. Hal ini membutuhkan kombinasi keahlian dari semua personal yang mem-punyai tanggung jawab terhadap harga-harga input dan penggunaan input secara efektif. Dalam lingkungan manufaktur hal ini meliputi akuntan, manajer pembelian, insinyur , supervisi produksi, manajer lini dan pekerja-pekerja. Catatan masa lalu tentang harga pembelian dan penggunaan input dapat berguna dalam penentuan standar. Bagaimanapun, standar harus didesain untuk mendorong operasi masa datang yang efisien, bukan pengulangan operasi masa lalu yang tidak efisien.
Penentuan biaya standar yang dibagi kedalam tiga bagian: biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai.
Dalam kartu bahan baku meliputi kelonggaran standar untuk pemborosan atau kerugian yang normal terjadi, tetapi dapat juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih (variance) dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia dan berhu-bungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga dimasa depan.
Untuk menentukan standar yang telah ditetapkan pada setiap komponen biaya, standar per unit harus dikalikan dengan kuantitas unit ekuivalen yang diproduksi. Dalam hal ini, harus diper-hatikan tahap penyelesaian persediaan barang dalam proses. Karena pengendalian ditekankan tahap penyelesaian.
Referensi:
Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess, “Accounting”, Edisi 20, Penerbit Thomson South Western, 2002
Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess, “Accounting”, Edisi 20, Penerbit Thomson South Western, 2002
Don R. Hansen and Marryanne M. Mowen, ”Akuntansi Manajemen”, Edisi Empat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000.
Garrison and Noreen, “Akuntansi Manejerial”, Salemba empat, Mc Graw-Hill Companies, Inc, Jakarta, 2000.
Mulyadi, ”Akuntansi Biaya”, Penerbit Sekolah Tiggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2000.
Ralph S. Polimeni & James A. Cashin, ”Akuntansi Biaya”, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995.
Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve dan Philip E. Fess, ”Prinsip-prinsip Akuntansi”, Edisi 19, Penerbit Erlangga, 2000.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar